Memahami FOMO dalam Trading: Takut Tidak Bisa Mendapatkannya Secara Tepat Waktu

Dalam dunia pasar keuangan, emosi memainkan peran penting dalam membentuk keputusan investasi. Salah dari emosi ini sudah dikenal luas dalam bebrapa tahun terakhir sebagai adalah FOMO (fear of missing out/takut melewatkan). Ini merupakan akronim simbolis yang secara ringkas menggambarkan fenomena psikologis yang kuat di balik banyak keputusan impulsif.

FOMO adalah rasa takut melewatkan kesempatan yang berguna. Dalam konteks trading dan investasi, FOMO adalah rasa takut tidak dapat berpartisipasi dalam pergerakan pasar, terutama saat harga naik. Didorong oleh rasa takut, trader FOMO mungkin terburu-buru membuka perdagangan yang kurang tepat karena takut melewatkan potensi keuntungan.

Manifestasi FOMO dalam trading

FOMO mengacu pada perasaan cemas dan khawatir yang muncul ketika orang merasa melewatkan manfaat atau peluang. Ini adalah fenomena yang sangat umum terjadi, terutama di era digital, karena didorong oleh kemungkinan yang lebih besar untuk mendapatkan informasi dan komunikasi elektronik. Mari kita lihat tanda-tanda utama FOMO yang harus Anda perhatikan saat trading.

Mengejar Tren Pasar

FOMO memaksa trader untuk selalu memantau tren pasar. Ketika harga aset naik dengan cepat, mereka memiliki dorongan yang kuat untuk bergabung dengan tren atau tren karena takut melewatkan potensi keuntungan. Hal ini dapat menyebabkan pembelian dengan harga yang tinggi, membuat trader rentan terhadap pembalikan tiba-tiba. Trader membuka banyak perdagangan, termasuk yang tidak sesuai dengan strateginya sendiri. Mereka sering berpindah-pindah aset dan strategi untuk mencari peluang baru.

Pengambilan Keputusan Impulsif

Rasa takut melewatkan dapat menyebabkan keputusan impulsif dalam melakukan perdagangan tanpa analisis yang menyeluruh. Perilaku impulsif ini dapat membuat trading lebih berisiko. FOMO dapat menyebabkan trader tidak hanya memasuki pasar baru, tetapi juga melebihi rata-rata posisi terbuka mereka karena rasa takut yang sama akan merugi ketika pasar bergerak ke arah yang berlawanan. Dengan demikian, jika grafik harga jelas bergerak berlawanan arah dengan perdagangan terbuka, seorang trader dapat membuka posisi tambahan, mencoba menyelamatkan, akan tetapi, perdagangan yang merugi, sehingga mengalami semakin banyak kerugian.

Ketidakpuasan yang terus-menerus

FOMO dapat berkontribusi pada trading berlebihan, di mana orang melakukan terlalu banyak perdagangan beli dan jual untuk tetap terlibat di pasar sepanjang waktu. Trading yang berlebihan sering kali menyebabkan peningkatan biaya transaksi dan peningkatan risiko volatilitas pasar, yang dapat menghilangkan semua keuntungan.

Ketika trading lain mendapat keuntungan dari pergerakan pasar tertentu, trader tersebut merasa frustrasi dan tidak mendapat keuntungan. Dengan demikian, di bawah pengaruh FOMO, seorang trader terus-menerus berada dalam keadaan tidak puas dengan hasil trading mereka.

Mengabaikan Manajemen Risiko

Trader yang berada di bawah pengaruh FOMO dapat mengabaikan praktik manajemen risiko yang tepat. Rasa takut melewatkan potensi keuntungan dapat membuat mereka gagal menempatkan stop loss atau menerapkan strategi mitigasi risiko lainnya, yang mengakibatkan kerugian yang signifikan.

FOMO membuat Anda merasa lelah secara fisik karena kondisi tegang, waspada, dan potensi kecemasan yang terus-menerus. Hal ini dapat mengalihkan perhatian Anda dari fokus pada tugas-tugas lain, mengurangi kualitas trading, dan menyebabkan perasaan sedih, cemas, atau depresi.

Dampak FOMO pada Pasar

Trading berdasarkan FOMO dapat berkontribusi pada peningkatan volatilitas pasar. Lonjakan tiba-tiba dalam aktivitas pembelian yang disebabkan oleh rasa takut melewatkan, atau pelepasan aset secara tiba-tiba karena takut kehilangan investasi, dapat menyebabkan fluktuasi harga yang berlebihan dan peningkatan volatilitas.

FOMO dapat berkontribusi pada pembentukan gelembung pasar ketika harga aset melepaskan diri dari nilai intrinsiknya. Karena semakin banyak trader yang masuk ke pasar karena takut melewatkan, harga dapat meningkat secara artifisial, menciptakan gelembung yang pada akhirnya dapat meledak.

Ketika pembelian yang didorong oleh FOMO mereda, ada risiko koreksi pasar karena harga menyesuaikan diri ke level yang lebih realistis. Fase koreksi ini dapat mengakibatkan kerugian bagi trader yang membuka posisi selama terjadi lonjakan yang disebabkan oleh FOMO.

Dari manakah FOMO berasal?

FOMO berakar pada sejarah perkembangan evolusi, ketika pada tahap awal, kelangsungan hidup manusia bergantung pada kesadaran proaktif akan potensi ancaman. 

Di suku-suku kecil, pengetahuan tentang sumber makanan baru, bahaya, atau peluang sangat penting untuk kelangsungan hidup. Dalam beberapa kasus, orang harus mencapai sumber daya baru dengan cara apa pun, dan kemudian berurusan dengan sumber informasi dan teknologi untuk mencapainya. Namun, di dunia hari ini, FOMO didorong oleh kegelisahan dan mengarah pada stres yang tidak perlu.

Perkembangan media sosial telah memainkan peran penting dalam meningkatkan FOMO di kalangan investor muda. 

Banyak platform telah menjadi sumber informasi populer bagi investor yang ingin terus mempelajari hal-hal baru tentang peluang investasi. Meski berguna untuk menambah pengetahuan, platform-platform ini juga berpotensi menimbulkan bahaya karena kemungkinan pengambilan keputusan yang dipengaruhi oleh FOMO.

Strategi untuk Mengatasi FOMO

Mengatasi rasa takut melewatkan sangat penting untuk membuat keputusan yang rasional dan menghindari tindakan impulsif yang dapat menyebabkan kerugian. Berikut adalah beberapa strategi untuk membantu trader mengelola dan mengatasi FOMO:

Fokus pada Pencapaian Tujuan Trading

Sindrom melewatkan sering dimulai dengan kurangnya kejelasan tentang tujuan trading. Namun, jika ada pemahaman yang mendalam tentang bagaimana tujuan ini dicapai dan apa dampak positifnya, apa yang dilakukan orang lain di pasar tidak lagi menjadi perhatian.

Penting untuk menetapkan tujuan trading yang realistis dan dapat dicapai. 

Harapan yang tidak realistis dapat berkontribusi pada FOMO karena trader mungkin mencari keuntungan yang luar biasa. Tujuan yang realistis membantu mempertahankan perspektif jangka panjang dan mengurangi perlunya mengambil risiko yang tidak perlu.

Kesabaran saat mengikuti rencana trading

Membuat rencana trading yang terdefinisikan dengan baik termasuk tujuan keuangan, toleransi risiko, dan kriteria masuk/keluar. Rencana yang terstruktur dapat memberikan kerangka kerja yang jelas untuk trading, sehingga mengurangi kemungkinan menyerah pada dorongan yang disebabkan oleh FOMO.

Melatih kesabaran dalam pendekatan Anda terhadap trading akan memungkinkan Anda untuk menghindari keputusan yang terburu-buru berdasarkan pergerakan pasar jangka pendek. 

Anda perlu meluangkan waktu untuk melakukan analisis menyeluruh dan menunggu titik masuk yang sesuai dengan strategi perdagangan yang digunakan.

Preferensi jangka panjang

Fokus pada jangka panjang dan hindari fluktuasi pasar jangka pendek. 

Kenali fakta bahwa pasar mengalami siklus yang berbeda, dan tidak semua situasi pasar memberikan peluang untuk segera bertindak. Hal ini dapat membantu mengurangi dampak FOMO.

Anda perlu mengetahui peristiwa dan berita pasar, tetapi hindari reaksi impulsif terhadap setiap informasi. Penting untuk memahami gambaran besar dan bagaimana hal itu selaras dengan strategi perdagangan yang digunakan. Beraksi secara berlebihan terhadap berita dapat memicu tindakan yang didorong oleh FOMO.

Latihan Kesadaran dan Analisis Kesalahan

Sebaiknya memantau emosi dan pikiran Anda saat trading, mengenali keberadaan FOMO ketika Anda mendeteksi sebagian besar tanda-tanda yang dijelaskan, dan mengambil langkah mundur untuk menilai apakah keputusan didasarkan pada analisis rasional atau dorongan emosional.

Mengembangkan kesadaran diri dapat membantu Anda membuat keputusan yang lebih bijaksana.

Anda juga harus memikirkan perdagangan masa lalu di mana FOMO mungkin telah memengaruhi keputusan Anda. Dengan mengenali pola perilaku, ada baiknya belajar dari kesalahan, dan menganalisis riwayat perdagangan dapat memberikan wawasan berharga tentang area di mana seorang trader dapat meningkatkan disiplin dan pengambilan keputusan.

Manajemen Risiko & Limit Order

Menggunakan limit order bisa menjadi cara yang efektif untuk menghindari perdagangan impulsif.

Dengan menetapkan titik masuk dan keluar yang telah ditentukan sebelumnya, memungkinkan Anda dapat memastikan bahwa perdagangan dieksekusi pada level harga tertentu, sehingga mengurangi risiko pengambilan keputusan emosional di saat-saat genting.

Menerapkan strategi manajemen risiko yang kuat, seperti menetapkan stop loss dan ukuran posisi, juga merupakan hal yang secara umum penting. Memiliki parameter risiko yang telah ditentukan sebelumnya dapat membantu Anda tetap berpegang pada rencana trading Anda dan mencegah aktivitas yang disebabkan oleh FOMO yang dapat membuat posisi dan deposit Anda terkena risiko yang berlebihan.

Kesimpulan

Anda tidak harus terlibat dalam semua hal. Dan menerima bahwa Anda tidak memiliki semuanya akan mengajarkan Anda untuk menghentikan perdagangan yang tidak sesuai dengan strategi Anda, bahkan jika perdagangan tersebut tampak menarik saat ini. Dengan menggabungkan strategi ini ke dalam pendekatan trading Anda, Anda akan dapat membangun ketahanan terhadap FOMO dan membuat keputusan yang lebih bijaksana dan disiplin. Ingatlah bahwa trading yang sukses adalah sebuah maraton, bukan lari cepat, dan mengadopsi pola pikir yang sabar serta strategis adalah kunci kesuksesan jangka panjang di pasar keuangan.

FOMO adalah dorongan yang serius dalam trading, yang mampu memengaruhi pengambilan keputusan trader dan dinamika pasar. Namun, FOMO bukanlah kondisi permanen. Trader dan investor harus menyadari kemungkinan dampak FOMO terhadap perilaku mereka dan mengambil langkah-langkah untuk mengurangi dampaknya. Mengembangkan strategi trading yang disiplin dan dipikirkan dengan matang, dikombinasikan dengan manajemen risiko yang bijaksana, dapat membantu mengatasi tantangan ini. Dengan tetap mendapatkan informasi dan mengambil pendekatan yang rasional, pelaku pasar dapat mengurangi dampak negatif FOMO pada aktivitas trading mereka.